Toleransi Dalam Islam

Nama : Dwi Indah Sari
Kelas : PAI 1 

Toleransi dalam Islam.
Berbicara toleransi berarti berbicara  soal menghargai, membiarkan, membolehkan suatu keyakinan, pandangan, kebiasaan  atau apapun itu dengan tidak memaksakan apa yang kita yakini, apa yang kita miliki, apa yang kita lakukan. Dengan kata lain kita menerima apapun  yang merupakan milik orang lain meskipun itu menyimpang dari apa yang kita punya.  

Toleransi dalam islam selalu menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati bukan memaksa. Toleransi berlaku untuk semua orang baik itu sesame muslim ataupun nonmuslim, karena islam menyadari bahwa keragaman dalam beragama merupakan  kehendak Allah SWT.

Toleransi bukanlah mengajak orang lain dengan apa yang kita yakini, untuk kemudian masuk ke dalam keyakinan kita, toleransi bukan ketika kita mengajak orang diluar islam untuk masuk islam,untuk mengetahui islam. Hal seperti ini justru disebut dengan dakwah, persuasive, atau bujukan. 

Toleransi yang sesungguhnya dalam islam adalah Ketika kita mengetahui ibadah ibadah kita, mengetahui mengapa kita berbuat demikian lalu membiarkan orang lain untuk tidak berbuat seperti kita, bagaimana sikap kita terhadap orang lain bukan memaksa orang lain mengikuti sikap kita. 
Maka aneh Ketika kita mendengar toleransi orang muslim terhadap orang orang Nasrani yang merayakan natal adalah dengan mengikuti perayaan mereka, memakai atribut mereka, mengunjungi tempat mereka, atau mengucapkan selamat Ketika mereka merayakan hari raya mereka. 

Hal yang seperti ini justru bukan toleransi melainkan mencampuradukkkan antara yang haq dan bathil, merujuk pada asbabun nuzul diturunkannya surah Al-Kafirun.  Dalam surah ini telah jelas dikatakan untukmu agamamu, untukku agamaku.  Apa yang menjadi ajaran dalam keyakinanmu biarlah menjadi keyakinanmu dan apa yang menjadi ajaran dikeyakinanku adalah urusan keyakinanku pula. Jangan mencampuradukkan antara keyakinanmu dan keyakinanku. 

Dalam Islam toleransi meyakini Allah itu satu tapi tidak memaksa mereka untuk meyakini bahwa Allah itu satu. Toleransi adalah membiarkan mereka melakukan apa yang kita Yakini tanpa ikut campur pada keyakinan mereka. Kalaupun kita mengajak mereka untuk masuk islam itu merupakan bagian dari dakwah, bukan toleransi.

Disisi lain, ada yang beranggapan bahwa ucapan selamat hanya sekedar menghormati bukan berarti kita masuk ke dalam keyakinan mereka tetapi hanya bersifat menghargai dan mengakui keberadaan mereka. "ah apasih cumin selamat doang, ah apasih kita kan cuman ikut-ikutan, ah apasih orang kita ga ngapa ngapain juga". 

Bagaimana Islam menjawab ini? Berdasarkan apa yang saya baca dan dengar penghormatan tidak harus dengan mengikuti, penghormatan tidak harus dengan lebur dan larut dalam perayaan agama orang lain. Terus bagaimana cara kita melakukan penghormatan terhadap mereka? Jawabannya satu tadi, "Toleransi" membiarkan mereka melaksanakan ibadah ibadah mereka.

Toleransi bukan hanya tentang antarumat beragama, dalam toleransi pun dapat terjadi dalam umat seagama. Kita sering melihat, mendengar, ataupun menyaksikan secara langsung bagaimana umat umat seagama saling berdebat, beradu argument, bertikai hanya karena masalah perbedaan pandangan, perbedaan pendapat yang sebetulnya mereka adalah satu. 

Mengapa yang demikian tadi bisa terjadi? Tentu karena adanya ketidakpahaman tentang apa itu tolernsi sesungguhnya. Melihat memakai cadar disebut inilah itulah, memakai celana cingkrang disebut itulah,memanjangkan jenggot dibilang itulah, mencukur jenggot pun dibilang demikian, terjadilah perdebatan yang sebetulnya tidak harus ada. 

Muncullah pertikaian akibat paham yang berbeda. Padahal jika konsep toleransi telah dipahami baik baik dengan perbedaaan tersebut harusnya menimbulkan keharmonisan, harusnya menjadi keindahan, bukannya menjadi bahan pertengkaran yang justru bisa mencoreng nama baik agama.

Mari kita lihat diri kita, sudahkah kita memahami konsep toleransi yang baik sesuai dengan apa yang isi?

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya Menjaga Lisan dalam Islam